Bandar Lampung—Bau busuk di balik jeruji Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung kembali tercium. Sebuah video viral memperlihatkan seorang narapidana yang diduga masih menjalani masa hukuman, hidup mewah bak raja dalam penjara. Napi itu terekam santai memainkan handphone di kamar yang sudah disulap seperti hotel, lengkap dengan alat musik, akuarium ikan, dan fasilitas pribadi layaknya apartemen.
Yang bikin geger, napi tersebut tampil percaya diri mengenakan seragam polisi dalam unggahan media sosialnya. Diduga kuat, seragam itu jadi alat untuk menipu masyarakat di luar penjara, menyamar sebagai aparat, lalu memeras korban. Wajah napi dalam video itu pun tampak tak wajar, diduga dalam pengaruh narkoba.
Seorang mantan napi yang kini menjadi narasumber mengungkap, penghuni dalam video itu benar menghuni Blok D Lapas Bandar Lampung.
“Iya benar, itu anak di dalam, di Blok D. Sekarang Lapas lagi disteril, udah tiga hari HP mereka belum dibagiin lagi, gara-gara imbas tawuran di Lapas Palembang,” bebernya.
Lebih mengerikan, menurutnya, tarif sewa handphone di dalam Lapas ini tembus Rp5 juta per bulan. Uang itu diduga dikumpulkan napi lewat aksi kejahatan digital yang kini makin canggih.
“Mereka pura-pura jadi polisi, pakai akun palsu, ajak korban pacaran lewat HP, nanti diajak VCS, direkam, terus diperas. Hampir 75 persen napi sekarang main modus itu, bukan narkoba lagi,” ungkapnya gamblang.
Korban pemerasan diduga bukan kalangan biasa: ASN, istri anggota DPR, hingga pejabat jadi target. Jika semua dugaan ini benar, Lapas Bandar Lampung tak ubahnya markas baru kejahatan digital yang lebih licin dan terorganisir, bukan lagi tempat pembinaan.
Untuk menelusuri kebenaran, wartawan mencoba mengonfirmasi kepada petugas Lapas berinisial R. Awalnya, ia membenarkan napi dalam video itu masih berada di dalam Lapas.
“Iya betul bang, anak tersebut ada di dalam lapas kami. Nanti saya hubungi kembali,” ucapnya.
Namun, tak lama berselang, petugas R mengoreksi pernyataannya.
“Anak tersebut sudah bebas pada tahun 2023,” klaimnya.
Meski demikian, sumber lain menegaskan, napi itu masih berada di dalam Lapas hingga kini.
Dan yang patut disorot, meskipun napi dalam video itu diklaim sudah bebas, dugaan praktek mewah serta penggunaan HP ilegal di dalam Lapas masih membayang. Kondisi seperti dalam video, menurut sumber, bisa saja masih dinikmati napi lain yang menjalankan modus serupa. Dengan kata lain, kasus ini bisa jadi hanya puncak dari gunung es.
Saat ditanya soal praktik sewa HP yang tembus jutaan rupiah, petugas R tak menampik adanya kebocoran.
“Iya bang, itu mungkin kami kecolongan kalau soal HP,” kilahnya.
Kini, sorotan tajam tertuju pada Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), khususnya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Kemenkumham Lampung dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Lampung didesak turun tangan, membongkar dugaan praktik suap, setoran napi kepada oknum petugas, dan memastikan penyelidikan berjalan transparan sampai pusat.
📦 Fakta di Balik Jeruji (berdasarkan pengakuan sumber):
- Sewa HP di Lapas Bandar Lampung: Rp5 juta per bulan
- Modus napi (dugaan): Menyamar jadi polisi, ajak korban VCS, lalu memeras
- Target korban: ASN, istri anggota DPR, hingga pejabat
- Pengakuan mantan napi: 75% napi kini main modus pemerasan, bukan narkoba lagi
Masyarakat kini menanti: beranikah Kadivpas dan Kakanwil Kemenkumham Lampung membersihkan sarang ini? Atau justru memilih bungkam, di tengah fakta-fakta yang makin sulit disembunyikan?
(TIM)